Penjualan Selama Lebaran Turun, Semen Indonesia: Tidak Masalah

Penjualan semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. menurun selama momentum lebaran. Kendati demikian, penurunan tersebut tidak menjadi masalah bagi perseroan karena terjadi setiap tahun.
Agung Wiharto, Corporate Secretary Semen Indonesia, mengatakan pada masa lebaran menjadi titik terendah konsumsi semen setiap tahun. Hal ini disebabkan seminggu sebelum dan sesudah hari raya, truk distribusi semen dilarang beroperasi demi kelancaran pemudik.
“Ini hanya konsumsi yang tertunda, enggak masalah. Selain truk dilarang beroperasi, proyek-proyek pembangunan juga diliburkan selama lebaran,” ujarnya, Rabu (5/7/2017).
Agung menuturkan kendati distribusi dihentikan sementara pada masa truk pengangkut semen dilarang beroperasi, produksi pabrik tetap berjalan. Hasil produksi tersebut, katanya, ditempatkan sebagai cadangan.
Adapun, secara kumulatif, Agung menyebutkan pertumbuhan penjualan semen perseroan selama Januari 2017 hingga Juni 2017 berada di kisaran 6% atau lebih tinggi dibandingkan penjualan semen secara nasional yang diproyeksi tumbuh sekitar 5%.
“Permintaan paling banyak masih di Jawa dan Sumatera karena proyek infrastruktur masih jalan. Namun, masih di bawah 8%, sehingga menurut kami belum terlalu tinggi tumbuhnya,” katanya.
Sebelumnya, pada tiga bulan pertama tahun ini, penjualan semen emiten dengan kode saham SMGR disebutkan tumbuh minus dan kembali menjadi positif 5% pada April 2017. Melihat penjualan yang kembali positif tersebut, Agung menyatakan sepanjang tahun ini konsumsi semen dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Menurutnya, permintaan yang lesu sepanjang kuartal I merupakan hal yang lumrah, yang salah satunya disebabkan masih tingginya curah hujan. Diperkirakan, puncak permintaan semen akan terjadi pada Juli hingga Oktober.

Leave a comment